Laman

Rabu, 02 Maret 2016

Metamorfosis Kupu - Kupu



Metamorfosis Kupu – Kupu
 Metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi yang menandai pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan secara fisik maupun struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan yang terlihat pada proses metamorphosis hewan disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel juga differensiasi sel tersebut dengan cara yang radikal dan dinamik. Beberapa serangga, amfibi, mollusca, crustacea, echinodermata, dan tunicata mengalami proses metamorfosis, yang biasanya (tapi tidak selalu) disertai perubahan habitat atau kelakuan.
Dari sekian banyak hewan yang ada di dunia ini, ada beberapa hewan yang hidupnya harus melewati beberapa tahapan berbeda sebelum menjadi dewasa. Tahapan tersebut bisa terlihat dari perubahan bentuk tubuh hewan. Hewan yang mengalami metamorfosis cukup banyak, di antaranya adalah Katak, kupu-kupu dan Serangga.
Jenis-jenis Metamorphosis
1. Metamorphosis tidak sempurna (Paurometabola)


Metamorfosis tidak sempurna adalah metamorfosis yang mengalami 3 tahap pertumbuhan, yaitu telur, nimfa, dan dewasa. Metamorphosis tidak sempurna umumnya terjadi pada hewan jenis serangga seperti capung, belalang, jangkrik dan lainnya.

2. Metamorphosis sempurna (Holometabola)
Metamorfosis sempurna adalah metamorfosis yang mengalami 4 tahap pertumbuhan. Tahapan tersebut, yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa. Contoh proses metamorphosis sempurna terjadi pada
katak, lalat, nyamuk dan kupu-kupu. 

Suatu metamorphosis sempurna atau dikenal dengan istilah holometabola, yakni metamorfosisi yang perubahan bentuknya sangat berbeda dengan bentuk hewan dewasa. Salah satu hewan yang mengalami metamorphosis sempurna adalah kupu – kupu.
Pada proses perkawinan kupu-kupu, masing – masing kupu - kupu harus menemukan pasangannya terlebih dahulu untuk menemukan yang cocok. Seperti hewan lain, kupu-kupu jantan harus memastikan apakah kupu-kupu betina sudah dibuahi atau sudah hamil.  Sedangkan kupu-kupu betina akan melepaskan zat feromon untuk memberitahu kupu – kupu jantan bahwa mereka telah dibuahi.
Begitu pejantan menemukan kupu-kupu betina yang cocok, yaitu kupu-kupu dengan spesies yang sama,  mereka akan melakukan pekawinan. Sepasang kupu-kupu jantan dan betina yang sedang melakukan perkawinan akan bertengger di daun atau permukaan lainnya membawa ujung perut. Hal ini akan berlangsung selama beberapa jam hingga spermatophore atau sel sperma dari pejantan membuahi sel telur betina. Selama perkawinan mereka tidak akan terbang sampai perkawinan selesai. Begitu sel telur telah dibuahi, ia akan siap untuk bertelur. Setelah melakukan perkawinan dan telur telah dibuahi oleh pejantan, kupu-kupa betika akan bertelur.
  1. Telur
Seekor kupu-kupu betina dapat menghasilkan lebih dari 500 telur yang biasanya diletakkan pada daun atau cabang yang dekat dengan makanan larva. Ukuran telur ini sangat kecil, namun lain spesies lain ukuran telurnya, tetapi semua telur kupu-kupu berbentuk spiral, oval, bulat atau plat. kira-kira seukuran satu butir garam. Telur ini akan diletakkan di tampat yang aman dari sinar matahari, biasanya dibalik daun dengan cairan khusus seperti cairan perekat yang cepat mengeras Telur ini akan menetas dalam beberapa minggu atau bisa mencapai beberapa bulan tergantung jenis kupu-kupunya dan akan ditinggalkan begitu saja oleh induk kupu-kupu yang menghasilkan telur-telur tersebut. Setelah perkembangan embrio didalam telur, maka embrio akan siap keluar dari telur membentuk larva. Waktu yang dibutuhkan dari telur untuk menjadi larva berbeda-beda pada setiap jenis. Sebagai contoh misalnya pada jenis Graphium agamemnon membutuhkan waktu 5 – 7 hari, Troides hypolitus cellularis 8 –10 hari, sedangkan Papilio satapses membutuhkan waktu 4 –6 hari.
  1. Larva
Fase setelah telur menetas adalah menjadi larva (ulat).  Larva atau ulat yang menetas setelah beberapa minggu ini sangat rakus dalam mencari makan sehingga pada fase ini disebut dengan fase makan. Makanan pertama yang dimakan oleh ulat adalah sisa-sisa cangkang telurnya sendiri,karena terlur ulat mengandung banyak protein yang menunjang kehidupan ulat ketika masih di dalam telur. Selanjutnya, larva atau ulat ini akan terus menggerogoti setiap daun yang dilihatnya. Pertumbuhan ulat sangat cepat seiring dengan nafsu makannya yang terus bertambah. Hal ini dikarenakan ulat sedang mempersiapkan diri untuk menjalani tahap selanjutnya, yakni kepompong atau pupa.
Pada tahap berikutnya, larva ulat akan terus tumbuh semakin dewasa dan ukurannya juga akan membesar. Seiring dengan pertumbuhan ukuran tubuhnya, kulit larva tidak ikut tumbuh seperti hewan lainnya. Sehingga, ulat akan berganti kulit untuk melindungi badannya yang semakin membesar. Proses pergantian kulit atau molting ini akan berlangsung hingga 4 sampai 6 kali. Biasanya larva kupu-kupu mempunyai alat perlindungan dari serangan predator, yakni mengeluarkan osmeterium, yaitu semacam zat beracun yang berbau tidak enak melalui suatu alat seperti antena pada bagian kepala dari ulat tersebut. Setelah mencapai kedewasaan yang cukup, ulat akan mencari tempat aman untuk menjadi kepompong.
  1. Kepompong
Kepompong ini adalah pergantian kulit terakhirnya dan tidak akan berganti kulit lagi setelah mencapai tahap akhir berupa kupu-kupu. Ulat yang telah mengumpulkan banyak energi dengan memakan daun sebanyak-banyaknya ini, akan mulai menempel pada pohon dan mengeluarkan krisalis lembut atau anyaman benang halus yang nantinya akan menutupi seluruh bagian tubuhnya. Ada dua jenis kepompong pada kupu-kupu, yaitu kepompong yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh benang sutera dan jenis kepompong yang sebagian tubuhnya ditutupi oleh daun yang dibungkus dan dilekatkan oleh benang sutera. Setiap jenis mempunyai bentuk dan warna pupa yang berbeda.
Setiap jenis mempunyai bentuk dan warna pupa yang berbeda. Sebagai contoh misalnya Graphium agamemnon mempunyai pupa berwarna hiaju muda yang lambat laun akan berubah menjadi abu-abu, sedangkan pada Papilio satapses mempunyai pupa yang berwarna hijau kekuningan, yang lambat laun akan berubah menjadi coklat. Sedangkan waktu yang dibutuhkan dari pupa menjadi imago juga berbeda pada setiap jenis. Graphium agamemnon membutuhkan waktu 14 hari, Troides hypolitus cellularis 28 hari, sedangkan Papilio satapses membutuhkan waktu 14 hari.
Selama di dalam kepompong, larva akan melepaskan enzim yang akan mencerna seluruh bagian tubuhnya sendiri. Sehingga di dalam tubuh kepompong terdapat banyak zat nutrisi yang berguna untuk perkembangan menjadi kupu-kupu. Selama tahap ini, kepompong akan mengalami penghancuran diri. Sel embrio yang sudah ada pada tubuh ulat yang menjadi kepompong ini akan menggunakan nutrisi untuk membentuk jaringan tubuh yang berbeda. Sehingga dari transformasi ini akan terbentuk kaki, antena, sayap dan organ kupu-kupu lainnya. Peralatan ini adalah berupa sayap, antena untuk mencium, probosis (belalai) digunakan untuk mengisap atau memakan, dan kaki untuk bertengger.
4.      Kupu-kupu
kupu-kupu atau disebut juga fase imago adalah tahapan terakhir dari metamorfosis. Setiap jenis mempunyai umur imago yang berbeda-beda. Pada jenis Graphium agamemnon, umur imago bisa mencapai 50 – 59 hari, Troides hypolitus 9 - 10 hari, sedangkan Papilio satapses hanya berumur 13 - 14 hari. Pada tahap ini setelah kepompong menetas, kupu-kupu pun keluar dengan ukuran sayap yang kecil dan basah menempel pada cangkang. Kupu-kupu akan secara perlahan keluar dari cangkang kepompong  sambil dipompa oleh cairan hemolymph yang berfungsi untuk membantu pembesaran tubuh dan sayap kupu-kupu. Sayap kupu-kupu yang basah tersebut akan perlahan-lahan mengering. Sehingga seiring dengan pembesaran sayap kupu-kupu oleh cairan hemolymph, sayap tersebut juga akan mengering dan siap terbang setelah satu jam penetasan. Hingga akhirnya kupu – kupu dewasa mulai bisa terbang dan mengepakkan sayapnya.
Kupu-kupu ini memiliki aktivitas terbang dan makan dengan jalan menghisap madu dari bunga. Umumnya kupu-kupu dapat ditemukan hampir pada setiap habitat. Komponen habitat yang penting bagi kehidupan kupu-kupu adalah tersedianya vegetasi sebagai sumber makanan, sebagai tempat berlindung dari serangan predator atau gangguan lainnya, dan tempat untuk berkembang biak.


Jadi seperti itulah, proses lengkapnya metamorfosis kupu - kupu. Wah ternyata banyak ya prosesnya. Subhanallah, Semoga informasi diatas dapat membantu teman - teman...
Terima kasih sudah mampir ke blog saya..

Rabu, 01 April 2015

PRAKTIKUM BIOLOGI STRUKTUR SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN



A. Tujuan        :

1)       Mengamati struktur sel hewan dan tumbuhan
2)       Membedakan struktur sel hewan dan tumbuhan
3)       Mengidentifikasi struktur fungsi organel sel

B. Dasar Teori :

Sel merupakan organisasi terkecil dari materil yang mengandung kehidupan. Beberapa ahli biologi mengatakan adanya kehidupan didalam suatu partikel yang lebih kecil dari sel yang terkecil di sebut virus.

Bentuk sel ada yang pipih, memanjang, sangat panjang dan bikonkaf. Sedang ukuran dari sel pada umumnya microskopis. Pada manusia diameter rata-rata kira-kira 10µ, namun pada sel-sel telur yang belum memulai perkembangan, merupakan sel tungal yang biasanya terlihat dengan mata biasa.
        Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke pada tahun 1665, yang teramati pertama kali adalah sel gabus (Querqus subber). Struktur yang tampak adalah bentuk kotak. Hasil penelitian sel dilanjutkan oleh Matheas J Schleiden dah Theodor Schwan tahun 1838, mengamati sel hidup dan ternyata struktur sel tidak hanya kotak, dan di dalam sel terdapat suatu cairan yang kemudian penelitian tentang sel dilanjutkan. Hasilnya di dalam cairan sel terdapat organel yang memiliki fungsi tertentu. Organel tersebut adalah inti, mitokondria, ribosom, reticulum endoplasma, badan golgi, lisosom, sentrosom, plastid, dsb. Setiap organel memiliki fungsi tertentu.

C.  Alat dan Bahan :
No.
Nama Alat
Gambar
1.
Mikroskop
2.
Kaca preparat
3.
Kaca penutup
4.
Silet
5.
Pinset
6.
Batang korek api
7.
Metilin Biru
8.
Kertas Hisap
9.
Pipet
10.
Larutan Gula
11.
Air


No.
Nama Bahan
Gambar
1.
Gabus ( empulur ketela pohon )

2.
Rhoeo Discolor
3.
Bawang Merah
4.
Epitel Rongga Mulut



D. Langkah Kerja   :

1.    Pengamatan Sel Gabus
a.    Menyiapkan Mikroskop untuk pengamatan
b.   Menyiapkan  sel gabus dengan cara berikut :
1)      Menyayat tipis gabus dengan menggunakan silet yang tajam.
2)      Meletakkan sayatan gabus diatas kaca preparat.
3)       Menutup dengan kaca penutup.
4)      Kemudian diletakkan diatas meja objek mikroskop.
5)      Melakukan pengamatan dengan perbesaran 10x10 Menggunakan mikroskop
6)      kemudian menggambar sel yang diamati.

2.    Pengamatan sel – sel daun Rhoeo Discolor
1.      Menyiapkan daun  rhoe discolor.
2.      Menyayat setipis mungkin menggunakan silet.







3.      Setelah menemukan sayatan tertipis, Meletakan bagian sayatan daun  rhoe discolor tersebut pada kaca preparat. Setelah itu Ditetesi air secukupnya dan ditutup menggunakan kaca penutup.
4.      Meletakan preparat Rheo Discolor pada meja objek mikroskop.
5.      Mengamati susunan sel pada preparat tersebut dan Menggambar hasil pembesaran sel
6.      Setelah itu, mengambil kaca preparat dari mikroskop dan menetesinya dengan larutan gula disamping kanan dan bersamaan dengan meletakkan kertas hisap disamping kiri.
7.      Kemudian, kembali diletakkan di mikroskop dan mengamatinya.
8.      Menggambar hasil pembesaran sel, dengan memotretnya ataupun menggambar.

3.    Pengamatan sel – sel pada Bawang Merah
a.    Menyiapkan Mikroskop untuk pengamatan
b.   Menyiapkan preparat sel tumbuhan  dengan cara berikut :
1)      Memotong umbi lapis bawang merah secara membujur.
2)      Mengambil selapis umbi bawang merah.
3)      Kemudian melepaskan  lapisan epidermis bagian dalam dengan  menggunakan pinset/kuku  (didapatkan selembar lapisan  putih)
4)      Memotong kecil lapisan epidermis tersebut dan meletakkan diatas kaca preparat.
5)      Menetesi kaca preparat dengan air.
6)      Menutupnya dengan kaca penutup.
7)      Melakukan pengamatan dengan perbesaran 10x10 Menggunakan  mikroskop
8)      Kemudian menggambar sel yang diamati.
9)    Setelah itu, mengambil kaca preparat dari mikroskop dan menetesinya dengan  larutan gula disamping kanan dan bersamaan dengan meletakkan kertas hisap disamping kiri.
10)  Kemudian, kembali diletakkan di mikroskop dan mengamatinya.
11)   Menggambar hasil pembesaran sel, dengan memotretnya ataupun menggambar.


4.    Pengamatan Jaringan Epitel Pada Mulut
a.    Menyiapkan Mikroskop untuk pengamatan
b.   Menyiapkan preparat sel tumbuhan  dengan cara berikut :
1)      Mengambil sel epitel dengan cara menggoreskan lapisan bagian dalam pipi dengan menggunakan batang korek api.
2)      Meletakkan hasil goresan di atas kaca preparat.
3)    Menetesi kaca preparat dengan air.
4)    Mengamati menggunakan mikroskop
5)    Setelah itu mengambar sel yang diamati tersebut, setelah selesai ambil kaca preparat.
6)    Menetesi larutan  metilin biru disamping kanan dan kertas hisap disamping kirinya secara bersamaan
7)    Setelah larutan metilin biru menyebar diatas kaca preparat meletakkan lagi kaca preparat ke mikroskop
8)      Melakukan pengamatan dengan perbesaran 10x10 Menggunakan  mikroskop
9)      Kemudian menggambar sel yang diamati.



E.  Hasil Pengamatan     :


sayatan gabus pada batang singkong



Bawang merah sebelum                                           Bawang merah setelah ditetesi larutan
Ditetesi air gula                                                          gula                            

                                         

daun Rhoe discolor pada air                             daun Rhoe discolor pada larutan gula    
                                 


Sel epitel Rongga Mulut sebelum                             Epithel pipi, pewarnaan metilen biru.      
ditetesi metilin biru                                                    Tampak inti di tengah sel berwarna biru dan organel sel tidak tampak.
 







F.   Bahan Diskusi    :

1.      Sel – sel Rhoeo discolor adalah contoh sel tumbuhan, sedangkan sel epithelium adalah contoh dari sel hewan. Bandingkan sel – sel tersebut dengan gambar sel hewan maupun sel tumbuhan yang terdapat pada literature, sama atau berbeda? Apa sebabnya?

Sel hewan dan sel tumbuhan berbeda, alasannya
·         Sel Hewan
* tidak memiliki dinding sel
* tidak memiliki butir plastida
* bentuk tidak tetap karena hanya memiliki membran sel yang keadaannya tidak kaku
* jumlah mitokondria relatif banyak
* vakuolanya banyak dengan ukuran yang relatif kecil
* sentrosom dan sentriol tampak jelas
* memiliki lisosom
·         Sel Tumbuhan
* memiliki dinding sel
* memiliki butir plastida
* bentuk tetap karena memiliki dinding sel yang terbuat dari cellulosa
* jumlah mitokondria relatif sedikit karena fungsinya dibantu oleh butir plastida
* vakuola sedikit tapi ukurannya besar
* sentrosom dan sentriolnya tidak jelas
* tidak memiliki lisosom

2.       A. ada berapa sel yang menyusun jaringan gabus, jaringan epitel, dan daun Rhoeo Discolor
1.
DaunRhoco discolor
  1. Dindingsel
  2. Epidermis
  3. Stomata

2.
Jaringan epitel  


               Inti sel
               Membram sel
               Sitoplasma

3.
Gabus Singkong

  1. Dinding sel

B.  adakah makhluk hidup yang tubuhnya terdiri dari satu sel? Berikan contohnya!
Ada, contohnya Cyanobacteria, Bakteri, Paramecium, Amoeba

3.      A.  apa sebabnya pada sel gabus tidak terdapat plasma sel?
Sel gabus merupakan tumbuhan Quercus suber termasuk sel mati karena sudah tidak memiliki inti sel dan sitoplasma sehingga ruang selnya tampak kosong.   Struktur sel mati adalah ruang sel yang di dalamnya kosong karena organ-organ selnya telah mati dan hanya  mempunyai dinding sel untuk membatasi sel satu dengan sel yang lainnya

B.  dengan memperhatikan ada tidaknya plasma sel pada sel-sel yang  kamu amati, pengetahuan apa yang dapat kamu dapatkan?
Pada sel – sel yang diamati  terdapat  plasma sel, berbeda dengan sel mati seperti pada gabus batang singkong, pada sel tersebut tidak ada plasma sel. Dapat disimpulkan Sel hidup bukanlah berisi kamar kosong melainkan berisi sitoplasma. Sedangkan sel mati merupakan kamar kosong yang tak berisi apa-apa
4.      Perhatikan kembali hasil pengamatanmu tentang sel-sel Hydrilla!
a.       Bagaimana arah gerak plasma selnya?
Gerak endonom adalah gerak yang terjadi secara spontan dan tidak diketahui penyebabnya/tidak memerlukan rangsang dari luar. Gerak endonom disebut juga gerak otonom atau gerak spontan.  Rangsang pada gerak endonom diduga berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri. Contoh : Gerak pertumbuhan daun dan gerak aliran/rotasi sitoplasma(siklosis) pada sel-sel daun Hydrilla verticillata yang diketahui dari gerak sirkulasi klorofil di dalam sel, serta membantu aliran siklus (melingkar). plasma sel arah geraknya membentuk lingkaran secara tetap, gerakan rotasi ini terjadi pada sel-sel yang mempunyai vakoula berukuran besar gerak ini disebut gerak rotasi.
b.      Gerak tersebut diamati apa?
Diamati oleh gerak sirkulasi klorofil didalam sel yang membuat aliran siklus melingkar. Gerak ini dapat diamati melalui mikroskop dengan tampaknya gerakan  kloroplas. Serta diamati, nukleus (inti sel) yang berukuran kecil.
c.       Sebutkan  macam-macam gerak yang lain yang terdapat dalam  plasma sel!
Gerak Sirkulasi
Gerak sirkulasi merupakan gerakan yang arahnya tampak tidak menentu, tidak beraturan. Gerak sirkulasi dapat diamati pada sel-sel tumbuhan yang mempunyai vakoula yang berukuran kecil.
Gerak Rotasi
Gerak rotasi adalah gerakan plasma sel yang arahnya membentuk lingkaran secara tetap, gerakan rotasi ini terjadi pada sel-sel yang mempunyai vakoula berukuran besar. Jika diamati, nukleus (inti sel) yang berukuran kecil seringkali terpengaruh letaknya oleh gerak melingkar ini.


G. Pembahasan       :

Sel adalah suatu susunan atau unit terkecil yang menyusun mahluk hidup. Di dalam sel terjadi berbagai kegiatan kehidupan seperti makan, mengeluarkan zat sisa, bernafas, berkembangbiak, dan berbagai aktivitas kehidupan lainnya. Oleh sebab itu, sel disebut juga unit fungsional terkecil dari kehidupan. Namun pada sel mati, sel tidak melakukan kegiatan kehidupan. Bila diamati di bawah mikroskop, pada sel mati akan terlihat ruang-ruang kosong. Hal ini disebabkan karena protoplasma telah mati (mengering).
       Sedangkan pada sel hidup akan mengandung protoplasma yang mencangkup sitoplasma yang berisi organel-organel, seperti inti sel, plastida, mitokondria, ribosom, retikulum endoplasma, diktiosom dan mikrobodi.Dengan menggambar dan memberikan nama pada setiap bagiannya tentunya kita dapat melakukan sebuah pembahasan pada sel mati, sel hidup, sel tumbuhan dan sel hewan.
       Sel tumbuhan memiliki organel tertentu yang tidak terdapat pada sel hewan. Sel tumbuhan memiliki dinding sel, plastida, vakuola, dan plasmodesmata yang tidak dimiliki sel hewan. Nama-nama organel yang ada pada sel tumbuhan adalah sebagai berikut:

a.      Dinding sel
b.      Membran sel
c.       Ribosom
d.      Sitoplasma
e.      Sentrosom
f.        Badan golgi
g.      Mitokondria
h.      Amylosplast
i.        Nukleus
j.        Nukleolus
k.       Membran nukleus
l.        Retikulum endoplasma
m.    Kloroplas
n.      Vakuola
o.      Plastida
p.      Plasmodesmata

Pada sel mati, tidak terdapat inti sel hanya terdapat dinding sel sementara bagian yang lain kosong. Selain itu bentuknya seperti segi lima atau segi enam.  Sementara pada sel hidup (bawang merah), memiliki struktur yang jauh lengkap dari pada sel mati, yaitu memiliki, inti sel,dinding sel,kloroplas,membran sel, dan sitoplasma. bentuk sel bawang merah seperti balok yang disusun miring, terdapat cairan dalam sel bawang merah yang merupakan cairan inti (nukleoplasma), memiliki cairan didalamnya dan ada aktifitas yang terjadi didalamnya seperti pertukaran zat dalam sel Berwarna merah muda pada bagian selnya karena mengandung plastid yang menghasilkan kloroplas. Dan pada epitel, mempunyai tiga bagian yaitu membran plasma, inti sel, dan sitoplasma. Bentuk sel bawang merah dan bawang putih hampir sama. Begitu juga strukturnya. Perbedaannya, jika sel bawang merah berwarna merah muda, sel bawang putih tidak berwarna.
Sel pada bawang merah mempunyai peran yang cukup penting bagi kelangsungan hidup. Sementara pada sel mati( gabus batang singkong) tidak lagi berperan bagi kehidupan. Berdasarkan hasil pengamatan pada sel tumbuhan terdapat butiran-butiran berwarna hijau pada sel tumbuhan tersebut yang disebut plastida. Plastida adalah organel yang meghasilkan warna pada sel tumbuhan. Plastida  berfungsi untuk fotosintesis, dan juga untuk sintesis asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan sel tumbuhan. Tergantung pada fungsi dan morfologinya, plastida biasanya diklasifikasikan menjadi kloroplas, leukoplas (termasuk amiloplas dan elaioplas), atau kromopas.
Bawang merah mempunyai organel- organel sebagai berikut :
 Dinding sel, yang berfungsi sebagai pelindung sel.
      Jaringan Epidermis adalah jaringan yang terletak paling luar pada setiap organ tumbuhan, yaitu akar, batang, daun. Jaringan Epidermis berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ tumbuhan.
Nukleus, adalah inti sel yang berada di tengah- tengah sel. Berfungsi untuk Mengendalikan proses berlangsungnya metabolisme dalam sel, Menyimpan informasi genetik ( gen ) dalam bentuk DNA.
 Membran Inti  yaitu membran luar (membran sitosolik) dan membran dalam (membran nukleo-plasmik).
Sklereid, merupakan sel- sel tumbuhan yang telah mati, berbentuk bulat atau bervariasi, dan berdinding keras yang tahan terhadap tekanan.
Rhoe mempunyai jaringan yang terdiri dari sel-sel yang bentuknya sama dapat juga melakukan fungsi khusus yang dapat juga bersama jaringan lain membentuk fungsi yang lebih kompleks. Berbentuk segi enam, jarak antar dinding sel berdekatan atau menyatu. Memiliki pigmen warna ungu. Pertumbuhan dari tanaman ini sangat penting pada aktivitas jaringan meristem. Dan jaringanya terbagi dua yang berdasarkan kemampuan untuk tumbuh dan memperbanyak diri yaitu jaringan meristem dan jaringan yang permanen.
Pada gambar di atas, ada beberapa organel daun Rhoe discolor  yang terlihat di bawah mikroskop yaitu :
- Dinding Sel
- Epidermis
- Stomata
- Sel penjaga

Fungsi dari masing- masing organel yang ada pada sel Daun Rhoe discolor adalah :
Dinding Sel, 
adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda.
Jaringan Epidermis,
yaitu jaringan yang terletak paling luar pada setiap organ  tumbuhan ( akar, batang dan daun, bunga, buah, dan biji .
Stomata,
adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang berisi kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berlainan dengan epidermis.
Fungsi stomata: Sebagai jalan masuknya CO2 dari  udara pada proses  fotosintesis, Sebagai jalan penguapan (transpirasi), Sebagai jalan pernafasan (respirasi)
Sel Penjaga,
sel penjaga berfungsi untuk mengatur, membuka dan menutupnya stomata.

H. Kesimpulan              :

Setelah mengamati bentuk sel dari beberapa jenis sampel dan membandingkannya dengan teori yang didapat dari berbagai sumber dapat diambil suatu kesimpulan yaitu :
1.     Sel merupakan unit terkecil dalam kehidupan.
  1. Suatu sel dikatakan mati apabila pada saat  dilihat di bawah mikroskop memiliki ruang-ruang kosong pada protoplasmanya, karena sel yang hidup memiliki isi pada protoplasmanya. Sel mati tersebut ditunjukan pada pengamatan sayatan gabus singkong.
  2. Suatu sel dikatakan hidup apabila mengandung protoplasma yang mencakup sitoplasma yang berisi organel-organel, seperti inti sel, plastida, mitokondria, ribosom, retikulum endoplasma, diktiosom dan mikrobodi.
4.       Pada sel hewan bentuk sel tidak tetap karena tidak memiliki dinding sel sehingga membrane sel dapat bergerak dengan bebas.
5.      Pada tumbuhan memiliki bentuk yang tetap karena memliki sel sehingga gerakan membrane sel terbatas.
6.      bahwa semua makhluk hidup itu disusun oleh berbagai macam sel yang saling berhubungan. Setiap sel mempunyai fungsi tersendiri, ini menunjukkan betapa pentingnya sel bagi makhluk hidup, selain itu sel memiliki struktur atau bentuk yang berbeda-beda seperti pada sel hewan dan sel tumbuhan.
7.      Sel tumbuhan dan sel hewan sama-sama memiliki sitoplasma dan  inti sel.